Ket Foto : Aksi Mahasiswa di Kantor KPU Simalungun Bakar Ban
Unjuk Rasa Jilid Dua di Kantor KPU Simalungun, Mahasiswa Tempelkan Karton Bertuliskan “Gedung ini Disita Rakyat” , Lempar Telur dan Tabur Bunga
SIMALUNGUN - DIAN24NEW.com
Dinilai tidak netral dan melanggar kode etik dalam perekrutan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Mahasiswa Peduli Demokrasi unjuk rasa jilid kedua di Kantor KPU Simalungun, Pamatang Raya, Kabupaten Simalungun, Sumut, Rabu (22/5/2024).
Kordinator aksi Andry Napitupulu melalui orasinya di depan kantor KPU yang dikawal puluhan personel Polisi itu, minta agar komisioner KPU Simalungun keluar menerima mereka sembari membacakan isi salah satu poster, “PPK Simalungun (Partai Pemenang Kabupaten Simalungun)”.
Meski sudah diteriaki agar datang menerima mahasiswa, KPU ternyata tidak muncul juga. Padahal kedatangan mahasiswa dikatakan sesuai pernyataan atau undangan lisan Ketua KPU Simalungun, Johan pada aksi Jilid Pertama di Hotel Sing A Song beberapa hari lalu.
Sembari masih tetap sabar menunggu dan Willy Marbun menyampaikan Puisi Demokrasi, personel KPU ternyata tidak datang juga. Sehingga, massa aksi menempelkan karton bertuliskan “Gedung ini Disita Rakyat”.
Usai Dion Siallagan membacakan Sumpah Mahasiswa, massa aksi menaburkan bunga dan melemparkan telur ke depan pintu kantor KPU Simalungun sebagai bentuk kekecewaan. Namun, saat akan dilakukan aksi bakar ban, pihak kepolisian berusaha mencegah. Sehingga, aksi sempat kisruh dan mahasiswa mengaku ada kena jambak dan dipiting.
Setelah aksi mulai tenang, mahasiswa akhirnya berhasil membakar ban sembari tetap berorasi secara bergantian. Selanjutnya, soal perekrutan PPK itu dituding mahasiswa bermasalah. Karena ada beberapa peserta yang diduga tidak melengkapi berbagai persyaratan administrasi tetapi diluluskan dan dilantik.
Bahkan, mahasiswa menyinggung kehadiran beberapa komisioner KPU yang mendatangi rumah Caleg DPRD Simalungun Terpilih inisial ARS sebelum penetapan PPK. Sehingga, KPU dituding berselingkuh dengan ARS.
Meski aksi bakar ban selesai dan komisioner tidak kunjung datang, mahasiswa mengaku kecewa dan mengecam sikap KPU. Kemudian, tindakan represif pihak kepolisian Simalungun akan dilaporkan ke Propam.
Selanjutnya, unjuk rasa bubar. Namun, mahasiswa berjanji siap kembali menggelar aksi pada beberapa hari berikutnya. (snc/th)