Tinggalkan Kantor Polsek Silau Kahean Usai Diperiksa 8 Jam, Eks Pangulu Nagori Saribu Bangun JNS Masih Berstatus Saksi Kasus Jebolnya Proyek Bak Mandi yang Menewaskan 2 IRT

 

SIMALUNGUN - DIAN24NEW.com 

Polsek Silau Kahean - Polres Simalungun memeriksa JNS, mantan Pangulu (Kepala Desa) Nagori Saribu Bangun, Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara (Sumut), dan masih berstatus saksi atas kasus tragedi jebolnya proyek bak mandi yang baru dibangun oleh pemerintah Nagori Dolok Saribu Bangun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara (Sumut), yang menewaskan dua ibu rumah tangga (IRT) pada Bulan Desember 2017 yang lalu.  

" Betul, kasus tersebut limpahan dari Polsek. Kegiatan pemeriksaan yang telah dilakukan kemarin sebagai bagian dri upaya untuk mempercepat proses penyelidikan dan memberikan kepastian hukum atas kasus tsb. Trimakasih," ucap Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Ghulam Yanuar Lutfi STK SIK MH, menjawab konfirmasi Media Online/Cyber Dian24New.Com, melalui pesan Wasshapp, Jumat (17/5/2024). 

Ghulam menjelaskan bahwa dalam kasus tersebut pihaknya telah memeriksa beberapa saksi. Namun, belum ada yang tetapkan tersangka. Dan berjanji akan menyampaikan kembali perkembangannya kepada pelapor.

"Sudah beberapa saksi kita periksa. Belum ada yang kita tetapkan tersangka. Nanti kita sampaikan lagi perkembangannya kepada pelapor. Cukup ya, Trimaksih slamat siang," katanya dalam Chat Wasshapp yang dikirim ke Dian24New.Com.

Informasi yang berhasil diterima dan dikumpulkan,  JNS, yang merupakan mantan Pangulu (Kepala Desa) Nagori Saribu Bangun itu, memenuhi panggilan penyidik Polsek Silau Kahean, berstayus masih saksi kasus jebolnya bak mandi yang baru dibangun oleh pemerintah Nagori Dolok Saribu Bangun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara (Sumut), yang memakan korban jiwa dua ibu rumah tangga (IRT) pada Bulan Desember 2017. 

"Berpakaian kemeja lengan pendek, warna putih kecoklatan, JNS, Mantan Pangulu itu diperiksa pada hari Rabu (8/5/2024). Hadir di kantor Polsek Silau Kahean sekira pukul 16.00 Wib dan keluar meninggalkan kantor Polsek Silau Kahean sekira pukul 23.00 Wib,. Kurang lebih 8 jam lah JNS, mantan Pangulu itu diperiksa," ungkap sumber. 

Pemeriksaan terhadap JNS, mantan Pangulu itu dikuatkan dengan adanya surat panggilan saksi ke-1. Nomor: S.pgl/129/V/RES/2024/Reskrim. Atas nama Jhon Neri Saragih (53), Mantan Pangulu Nagori Dolok Saribu Bangun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun, Rabu (8/5/2024), pukul 10.00 Wib, guna didengar keterangannya sebagai saksi dalam perkara dugaan tindak pidana akibat kelalaian menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Sebelumnya, diberitakan Dian24New.Com, Kurang lebih  7 tahun sudah lamanya, setelah kejadian peristiwa jebolnya bak mandi yang baru dibangun oleh pemerintah Nagori Dolok Saribu Bangun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara (Sumut), yang memakan korban jiwa dua ibu rumah tangga (IRT) pada Bulan Desember 2017 yang lalu ternyata sampai tahun 2024 ini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh Polres Simalungun alias belum ada ditetapkan tersangkanya.

Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Ghulam Yanuar Lutfi STK SIK MH, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan kejadian jebolnya bak mandi yang menewaskan Roma Hutauruk (39) dan Nurhaini Saragih (38) saat ini masih dilakukan rangkaian pemeriksaan

“Beberapa saksi sudah diperiksa dan belum ada ditetapkan tersangka,” ujar mantan Kapolsek Kualuh Hulu ini.

Ditambahkan Kasat, Kasus ini merupakan limpahan dari Polsek Silou Kahean dan sudah dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang saksi di kantor Polsek Silou Kahean. Rabu (8/5/2024).

“Kegiatan pemeriksaan kemarin bagian dari upaya kita untuk mempercepat proses pemeriksaan dan memberikan kepastian hukum atas kasus tersebu,” ujar Ghulam saat dikonfirmasi wartawan melalui jaringan whattshapp. Kamis (9/5/2024).

Sementara itu, Suami korban Nurhaini Saragih, Muliamin Damanik meminta Kapolres Simalungun agar serius dalam penanganan kasus jebolnya bak mandi yang menewaskan istrinya Nurhaini Saragih dan yang bertanggung jawab dalam kejadian ini dapat terungkap.

“Kapolres Simalungun agar serius menangani itu, kejadian ini sudah cukup lama, 2017 yang lalu, sampai sekarang 2024 belum ada yang bertanggung jawab, saya minta pemeriksaan  saksi saksi di kantor ini (Polsek Silou Kahean) tidak hanya seremoni aja. proseslah sesuai peraturan hukum  yang berlaku, karena sudah menghilangkan nyawa manusia,” ungkap Muliamin saat diwawancarai wartawan di kantor Polsek Silou Kahean. Rabu (8/5/2024) pukul 21 30 wib.

Kronologis kejadian

Rabu 20 Desember 2017 sekira pukul 14.00 WIB, Pangulu Nagori (Kepala Desa) Dolok Saribu Bangun, Jonneri Saragih bersama perangkat desa datang ke Dusun Partimalayu untuk menguji coba mengalirkan air dari umbul ke bak penahan air proyek pembangunan saluran air minum dana desa tahun 2017. Mereka pun memasang kran air di dekat bak penahan air tersebut.

Sekira pukul 16.00 WIB, aliran air dari umbul yang dialirkan lewat pipa pun sampai ke bak penahan air dan disambut gembira warga setempat dengan langsung memanfaatkan air untuk keperluan mandi dan cuci. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bergembira memanfaatkan air yang mengalir dari kran dan tumpahan air dari bak penahan yang bagian atasnya masih terbuka.

Kegembiraan warga ini wajar, karena sebelumnya untuk urusan cuci mandi dan air minum, mereka menggunakan mata air yang agak jauh dari perkampungan. Suasana ceria ini berlangsung hingga pukul 18.00 WIB, dan Pangulu serta perangkat nya pun meninggalkan lokasi. 

Sekira pukul 18.30 WIB, keceriaan warga pun berubah menjadi isak tangis. Kedatangan ‘air kehidupan’ yang sudah lama dinantikan berubah menjadi ‘lautan’ air mata, seiring dengan melayangnya nyawa warga setempat, Roma Hutauruk dan Nurhaini Saragih.

Beberapa warga yang berada di warung milik Muliansen Damanik yang posisinya dekat dengan bak penahan air sontak terkejut dan berhamburan melihat kejadian pecahnya bak penahan air tersebut.

Isak tangis Agusman Damanik yang melihat langsung istrinya Roma Hutauruk meninggal di tempat kejadian pun tak terbendung. Tak jauh berbeda, hal yang sama juga dirasakan Muliansen Damanik yang bertetanggaan dengan Agusman, juga histeris melihat ibu dari anaknya, Nurhaini Saragih sekarat ditimpa reruntuhan bangunan bak penahan air. Meski sempat hendak dibawa ke Rumah Sakit (RS), istri dari Muliansen itu akhirnya meninggal dunia di perjalanan.(th)


Comment As:

Comment (0)